Seberkas Kisah Pilu Dari Tanah Mentawai

Pulau Siberut  merupakan salah satu pulau yang berada dalam naungan Kepulauan Mentawai. Luasnya yang cukup besar menjadikan pulau Siberut menjadi pulau paling besar di Kep. Mentawai. Namun, ternyata keterisolasian pulau Siberut dari jamahan luar membuat masyarakat yang tinggal di pulau dengan tingkat kerawanan terhadap bencana yang tinggi ini menjadi seolah-olah terbelakang dan terpingggirkan, bahkan dapat dikatakan pulau Siberut adalah mutiara yang terbuang dalam pembangunan.
Salah satu desa yang sempat dikunjungi oleh Tim ekspedisi LAWALATA-IPB, yakni desa Bojakan memberikan warna tersendiri bagi kehidupan di negeri ini. Desa yang dapat di akses hanya dengan pong-pong ini berada di pedalaman Siberut. Kesan pertama yang disuguhkan oleh desa dengan 84 kepala keluarga ini begitu mengesankan dan memprihatinkan. Jajaran rumah sederhana yang terbuat dari kayu akan sering kita jumpai jika kita berada di desa Bojakan ini. Atap rumah yang terbuat dari seng yang sudah berkarat terpampang rapih melindungi rumah mereka yang jauh dari kesan layak. Rumah yang mereka tempati terbuat dari kayu yang mereka ambil sendiri di hutan yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Kondisi pendidikan sendiri memang masih jauh berbeda dengan pendidikan di kota-kota besar. Hanya ada satu Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di desa ini. Sehingga bagi anak desa Bojakan yang ingin melanjutkan pendidikan ke SLTP atau SLTA ia harus pergi ke Muara Sikabaluan terlebih dahulu. Anak desa Bojakan biasanya menginap di rumah sanak saudara atau di asrama. Melihat kondisi kesehatan, sepertinya upaya pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat dibidang kesehatan masih jauh dari kata berhasil. Hanya ada satu puskesmas pembantu dan satu bidan untuk melayani seluruh masyarakat Desa Bojakan. Jangan berharap untuk mendapatkan informasi dari televisi, pasalnya hanya beberapa rumah saja yang mempunyi gen set untuk menyalakan lampu.
Berbicara mengenai mata pencaharian, masyarakat Desa Bojakan masih bergantung pada hutan. Sehari-hari warga berladang. Walaupun ladang yang mereka punya cukup luas namun taraf kehidupan mereka masih saja dibawah garis kemiskinan. Cukup atau tidak sepertinya mereka terlalu polos untuk mengerti uang. Mereka berladang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat di Desa Bojakan khususnya masih hidup dalam kesederhanaan yang membuat mereka tertinggal terlalu jauh. Padahal beberapa tahun ini pemerintah gencar menyuarakan kesejahteraan rakyat dan ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk memajukan kehidupannya.

Komentar

Postingan Populer