Belukar dan Pohon Jati




Setiap hari mendengar kabar buruk mengenai negeri ini di media massa. Sakit rasanya, mengapa kejadian sehina ini menerpa negeri yang saya bangga-banggakan. Negeri yang sebenarnya dapat maju jika semua warga negara ikut sumbangsih dalam kebaikan untuk negeri ini, tapi kenyataanya orang-orang yang mendapat jabatan tinggi yang harusnya mempunyai tugas menyejahterakan rakyat malah berbondong-bondong untuk mengkhianati rakyat. Pikir mereka rakyat hanyalah seonggok daging tak bernilai dibandingkan kekuasaan dan jabatan yang mereka punya sekarang.
Sudah muak rasanya bicara mengenai keadilan dalam hukum di Indonesia, ketika vonis untuk seorang koruptor yang mengkorupsi uang negara sampai bermilyar-milyar sama dengan vonis untuk pencuri sendal. Dimanakah sebenarnya keadilan ? Haruskah aku menenteng jeritan tangis sodara-sodaraku yang merasakan bahwa hukum hanya mencekik kalangan bawah dan mengistimewakan kalangan atas, bukankah kita sama ? sama sebagai rakyat Indonesia yang membutuhkan keadilan yang sebenarnya?
Apa sebenarnya yang menjadi pemikiran para hakim disana ? Tidak ada hati nurani atau hatinya telah terbeli oleh sebuah kertas-kertas tak bernyawa namun mampu memabukan manusia ? aku sedih, sodarakau yang miskin mencuri sendal di hukum 5 tahun penjara, sedangkan koruptor hanya dihukum 4,5 tahun penjara tanpa denda yang berarti untuk mereka. Ada permainan apa sebenarnya ? haruskah semua rakyat Indoesia datang ke istana, mengobrak-abrik kebijakan konyol yang ditetapkan oleh pejabat-pejabat sialan itu?
Padahal mereka adalah rang-orang pintar, jebolan-jebolan universitas terkenal bukan dilahirkan dari sosok-sosok preman kan? Tentunya mereka harus empunyai orientasi ketika menjabat, ada sumpah sebelum mereka diangkat dalam satu jabatan. Kembali ke hukum yang menjerat para koruptor dan pencuri sendal, apa pedoman yang diagung-agungkan para hakim hingga tercetus vonis yang menggelikan untuk seorang koruptor? Katanya ada pertimbangan bahwa Anggie telah mengharumkan nama bangsa, ketika majelis hakim menjadikan hal demikian sebagai pertimbangan vonis Anggie saat itu pula para penegak hukum akan kehilangan kepercayaan masyrakat mengenai keadilan dalam kehidupan berbegara di Indonesia. Yang namanya hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, berat itu pertanggungjawabannya, bagaimana bisa tercetus vonis demikian ?
Bayangkan dengan orang miskin yang mencuri sendal ? ia memang tak pernah mengharumkan nama bangsa, dan ingat hanya sebuah sendal jepit ? Sendal jepit dibandingkan penjahat kelas kakap seperti koruptor tidak ada apa-apanya, haruskah rakyat miskin kebali menelan ludah untuk sebuah harga keadilan di negeri ini? Haruskah penjahat-penjahat sialan itu tenang berlenggak—lenggok disinggasana kebiadaban ? Hanya Allah yang akan menjawab semua, ketika tikus-tikus berdasi itu lolos dari pengadilan dunia tapi ia tak akan lolos dari pengadilan akhirat.


Komentar

Postingan Populer