Sajak Anak Buangan


Masih mengaduh dalam peluh menyeluruh
disambut degup encang tabuh durja membahana
mengelok-elokan diri dalam bualan dunia
atau menjijik-jijikkan tingkah dalam perang sandiwara
bersisik pendapat kaum bangsawan
menelisik aroma bangkai busuk perlawanan
yang lemah meminta
yang kuat menghina
tiada ketahudirian
hanya kehinaan moral yang merajalela
masuk ke sendi-sendi tabuh gundah asmara
bergelantung memanjang menyirnakan secercah cahaya titik merah
diredam,dipadam tak bernyawa
akankah berturu menyimpan kesalahan
padahal kegelisahan tak disebabkan demikian
atau hanya menjaga perasaan kaum atasan
dan sengaja membunuh paksa kaum bawahan
panas pula telinga dan liar
ingin bercengkeraa dengan elang ditimur
dan menamni burung nuri bersiul merdu
bijaksana menggeruak seperti badak
dan setia seperti owa
binal sudah segalanya di depan mata
tak ada yang namnya kebersamaan
hanya perselisihan berbalut katanya sayang
padahal sayang tak harus dengan kekerasan
tapi tanpa kekerasaan kitta akan mati nyaman
padahal meruduk menelungkup kebisingan mata durja
biarlah menjadi sesuatu bangga walau hina
cukup!
aku tak setuju,
berujar malu penuh rindu,
sang rembulan tertawa di malam gellap,
menyeringai padahal ia tak tahu apa aku senang atau sedih tersiksa
ia hanya mengecam ketidakpedulian,
padahal lagi aku yang harus tersiksa,
Tuhan tahu aku punya nama,
nama tak bertuan yang tak tahu siapa yg memberi
apakah seorang pejabat yang kaya
ataupula
seorang gelandangan berkai kuda
atau pejabat berkaki besi?
atau hanya segelintir semut merah depan rumah

Komentar

Postingan Populer