Gie, Lain Kali Aku Bertemu yang Kau Cinta ..

Namaku tertulis di Puncak Gunung Semeru tahun lalu, salah seorang kawan membawanya sebagai penyemangat agar aku segera segera kesana. Aku selalu yakin, doa itu akan terkabulkan suatu saat nanti diwaktu yang benar-benar tepat untukku jalani.
Gie.
Apakabar?
Detik demi detik menjelang kepergian kelima kawanku dalam rangka pendakian Gunung Semeru, kenapa ya? Kenapa seperti sedih, tetapi hati ini pula yang menegarkan untuk tetap bahagia. Ya, aku tertawa, melucu malah melakukan aksi jail malam ini. Tetapi benar yang dikatakan orang-orang, hati memang tidak bisa berbohong untuk sedih atau tidak, untuk bahagia atau tidak. Kita boleh saja menegarkan diri sendiri, tetapi kita pula yang nyatanya menjadi orang pertama yang menyedihkan diri. 
Gie. 
Tolong katakan pada Mahameru mengenai ini yah, 
"Jauh didasar hati, kamu memang tampan, aku mencintaimu sedikit sama dengan Gie mencintaimu, entah mengapa rasa cinta ini hadir begitu murni untukmu, entah karena aku terlalu mengagumi Gie dan Gie mencintaimu, lalu aku juga ikut-ikutan mencintaimu. Entahlah, tetapi semenjak mendengar lagu Dewa-19 ketika di Padang tiba-tiba terbesit saja aku ingin bersua denganmu. Aku merencanakan jauh-jauh hari, aku ingat ketika salahsatu kawanku menelpon lalu aku mengajaknya -ayo, ke semeru-, bahkan dalam keadaan seperti itu kawanku belum bisa memastikan apakah hendak ikut atau tidak. Kamu tau, aku begitu bersemangat untuk semua ini. Aku segera membooking hari pendakian, segera mengabari salahsatu kawan untuk membelikan tiket. Masalah muncul, ketika salah seorang temanku yang awalnya tidak ikut mengajukan diri juga untuk ikut, lalu aku pusing bagaimana caranya ? saat itu, aku diam . Lalu ketika sudah jadi, ternyata kawanku tersebut tidak bisa, alhasil aku harus mengajak beberapa orang untuk memenuhi kuota simaksi pendakian. sampai pada akhirnya ternyata aku salah memasukan tanggal pendakian lalu mengulang kembali proses booking. Setelah itu aku harus mentransfer uang sesegera untuk dapat bertemu denganmu, saat itu aku tengah praktek lapangan , jarak ke ATM sangatlah jauh, bahkan saat itu aku nkat meminta izin dengan alasan ingin transfer uang untuk tiket pulang. Lihat? Sebegitu besar keinginanku untuk bertemu denganmu, tapi apakah kau tetap memalingkan wajah untukku? berusaha untuk kita tidak bertemu? Kamu harus tahu, tidak sampai disitu, setiap selesai makan aku mengumpulkan sendok-sendok plastik, kawanku bertanya untuk apa aku melakukan hal tersebut, jawabku sederhana -untuk makan pas pendakian-, itu yang kulakukan untuk bertemu denganmu. Semakin dekat aku sangat bahagia apalagi ketika Ibu dan Bapak benar-benar merestui pendakianku kali ini, lalu aku mencari barang-barang yang akan kubeli, ya aku telah menyiapkan list alat yang harus kubeli. Kamu harus tahu, biar tidak aku saja yang berusaha untuk pertemuan kita, bukan? Sampai pada akhirnya aku benar-benar tersudutkan oleh keinginanku juga egoku, aku serasa menlan pil pahit mengambil keputusan yang sangat sulit. Bertemu denganmu adalah hal yang aku impikkan sejak aku mendengar kata -gunung-, dana yang kedua akan berimbas baik pada hidupku kelak -kata orang-. Kamu, harus tahu juga saat itu aku menangis gara-gara aku memutar lagu Dewa tentangmu."

Gie.
Apakah aku terlalu lebay untuk bertemu dengan yang kau cinta? Tetapi itulah yang aku rasa, aku memang terlalu mendramatisir sehingga hanyut dalam buaian-buaian sajak yang kubuat sendiri, berusaha menegarkan nyatanya tetap menetes juga. Aku kelu mengatakan -aku tak jadi ke Semeru-, tetapi apa boleh buat,keputusan sudah aku berikan, pilihan telah aku kantongi. Tidak usah seharusnya aku kembali gusar, karena ia yang kau cinta akan tetap gagah di sana. Oya Gie, tolong juga sampaikan ini pada yang kau cinta " Kamu begitu sering dipuja, katanya pada tubuhmu itu ada kedamaian, beribu-ribu orang berbondong-bondong untuk kesana bertemu denganmu, termasuk aku. Kamu tahu kan? Aku begitu ingin bertemu denganmu, mencium tanahmu yang kasar, meniadakan tubuhku dalam kabut yang tebal, mengasyikan diriku dalam dingin yang nyata, lalu dengan makanan yang dipasak di nesting aku pasti ingin bercerita tentang kesederhanaan. Kamu, apakah tidak berusaha juga untuk pertemuan kita? Apa karena hanya aku yang mempunyai rindu? Sedang kamu sibuk menjamu orang-orang yang mendahuluiku memelukmu? Malam ini mengapa aku kembali seperti ini ya? Semua gara-gara kamu yang terlalu tampan, kamu? iya kamu. Aku kesal, aku marah, aku jengkel kenapa harus dalam waktu yang bersamaan. Tapi aku sadar, kau itu ada yang memiliki, Tuhan semesta alam, yang mengizinkan atau tidak setiap manusia untuk sampai dikepalamu, sayang. Kau juga tak bisa apa-apa ketika Tuhan kita belum memberikan kesempatan untuk bertemu. Maaf, aku terlalu lebay menyikapinya,tidurlah kembali malam ini ."

Gie.
Lagi-lagi aku terlalu lebay kan yah? Apakah aku akan sama sepertimu yang begitu mencintai Mahameru? Sedang aku belum pernah kesana, lalu apakah rasa cinta akan tetap terjaga meski tak pernah bersua? Tolong katakan juga ini ya Gie " Kegagahanmu yang menjulang tinggi, mengisyaratkan rindu yang tak terbalas, aku adalah seorang manusia yang berharap dapat menjadi manusia tertinggi selama beberapa menit dipulau Jawa, yang berdiri diatasmu. "

Gie.
Katakan padaku bahwa ia akan banyak yang menjaganya, bahwa mereka yang kesana akan menjaga kebersihan dan kelestariannya, hingga suatu hari nanti aku benar-benar bisa menemuinya. Melihat betapa gagahnya dia, dan betapa pantasnya dia untuk dicintai sedemikian rupa. 

Gie.
Sudah malam, aku harus segera tidur. Menidurkan beberapa cerita hidup yang tengah menjadi drama dalam sinetronku, alah apa aku ini? 

Gie.
Salam yah untuk Mahameru yang kau cinta. Bukankah kau disana? Menidurkan dirimu untuk menjadi bagian darinya? Meniadakan dirimu karena racunnya?

Gie.
Tuhan memberikan cinta pada kita semua. Cinta kita pada Mahameru adalah cinta kepada lingkungan untuk kita jaga nanti kan Gie? 

Gie. 
Selamat malam. Aku menitipkanmu dan Mahameru pada Tuhan yang berhak atas kita semua. Dialah yang menggenggam tangan kita, Dialah yang senantiasa memberikan cinta pada setiap hati kita.

Gie. 
Esok atau entah kapan, aku akan mengunjunginya. Dengan tangan yang menengadah pada Tuhan malam ini, Tuhan tolong beri aku kesempatan. Jagalah kelima kawanku sampai kembali kulihat senyum kebanggaan dari mereka, aku yakin saat itu aku akan menangis haru juga, apalagi mereka. Kini aku fokuskan untuk yang telah kupilih, dimana kebanggan juga akan sama hadir padaku dan kita akan sama-sama berada dikebahagiaan meski berbeda jalan.

Bogor, 20 Agustus 2014/

Komentar

Postingan Populer