Cerita Sebuah Negeri

Dari sudut senja yang kian menjingga,
kupinggit satu harapan suci untuk kebaikan kita,
banyak anak bangsa bercerita,
tentang gembalanya, buku bacaannya, juga tentang desanya
adalah sebuah negeri yang katanya kaya
hutannya lebat, bahkan jadi paru-paru dunia
bermacam-macam kekayaan baharinya
tak terhitung warisan budayanya
negeri itu negeri yang makmur (dulu)
subur tiada tandingan
gunung-gunungnya berjejeran
satu meletus, lain siaga 
lautnya biru, tempat biasa manusia bernostalgia bersama ombak
pantainya indah, pasirnya putih, orang-orangnya ramah
tetapi itu dulu,
negeri itu sekarang sedang sekarat
dikoyak-koyak oleh warganya
hutannya digunduli tanpa direboisasi
lautnya dicemari, jutaan ikan mati
orang-orangnya sibuk mempertinggi tembok rumah
lupa dengan tetangga sebelah
selokannya tiada didepan rumah
sungainya penuh dengan sampah
hewan-hewan endemiknya kian musnah
asap pembakaran hutan semakin menggila
anak-anak memakai maskernya
kadang terbatuk capek akibat ulah monster bertopeng investor
lahannya sengaja dibakar, efek rumah kaca kian terasa
di ibukotanya berjejeran rumah kumuh
didalamnya hanya ada kasur bekas
bayi-bayinya memakan makanan bekas di tong sampah
bapak-bapaknya memungut sampah di pintu air
tak jauh dari sana
bersuliweran mobil mewah
kacanya mahal, dipunyai orang-orang berdasi
berduit tebal
anak-anaknya diberi handphone
makanannya roti diisi keju 
negeri itu kini kian rusak
pemerintahnya amburadul
para koruptor dibiarkan menelanjangi APBN
dipakailah uang rakyat berlabel studi banding
negeri itu kian merana
sedikit orang baik yang tidak terlena
wakil rakyatnya hanya tidur
tiada becus bilang kalau ada yang kelaparan
tiada berani bilang banyak anak putus sekolah
karena hobinya nonton porno saat sidang paripurna
negeri itu kini dihuni orang-orang cakap bicara
tapi tiada bermakna
menjungjung kesejahteraan rakyat untuk menggelembungkan anggaran negara
negeri itu dipenuhi para pe'retorika
yang pandai berjanji, juga cakap bicara
yang cerdas melihat peluang emas
bukan menemukan solusi
tetapi lahan untuk korupsi
negeri itu kini dihuni para pe'retorika
yang menjadikan negara sebagai panggung sandiwara
coba-coba bentuk demokrasi
tapi kecurangan dimana-mana
negeri itu punya sejarah
sejarah berulah para petingginya
negeri itu sekarang sedang merangkak
menunggu anak mudanya membangunkannya
pemimpinnya cakap beretorika
rakyatnya dininabobokan benteng mewah
pemimpinnya tidur di hotel mewah
rakyatnya sekarat dekat tong sampah ~
(Bogor, 2014. Saat senja memanja )
selokannya

Komentar

Postingan Populer