Dimanakah Wiji Thukul?

Bukan sebagai manusia yang cakap politik. Bukan sebagai hakim agung yang tahu hukum. Juga bukan sebagai aktivis yang pandai berteriak. Anggaplah saya sebagai manusia yang ingin banyak tahu akan sebuah sejarah bangsa kita. Bukan untuk memprovokasi bahkan menabuhkan genderang perang bukti perlawanan. Hanya sebatas resapan pilu yang dirasa oleh orang-orang yang mencintainya dan menunggunya pulang.
Bukankah setiap warga negara mempunyai hak hidup? Hak untuk merdeka dalam kehidupannya sebagai seorang warga negara yang mendiami sebuah tanah yang bernama Indonesia? Hampir 16 tahun sudah, WijiThukul dan kedua belas aktivis lainnya masih hilang sampai sekarang. Tidak pernah ada yang tahu mengenai keberadaan mereka. Banyak tulisan yang saya baca, tidak ada pernyataan mengenai keberadaan WijiThukul. Bahasannya kembali kepada, mengapa pemerintah seolah-olah ingin menutup rapat masalah ini Bukankah setiap warga negara itu punya hak untuk dihidupkan? Juga tidak ada pernyataan kejelasan bagaimana peristiwa yang terjadi secara benar. Malah, peristiwa tersebut  seperti dihilangkan dari pemikiran generasi muda saat ini. Jujur saja, sebagai generasi muda saya sangat penasaran terhadap kasus ini. Ini kasus penyelesaiannya tak berbekas. Pemerintah yang seyogyanya mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan permasalahn ini tetap tidak ada taringnya. Padahal transparasi informasi sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi bagi keluarga yang ditinggalkan yang sampai saat ini masih menunggu ketigabelas aktivis itu pulang. Sekarang kembali bicara mengenai 'dimana ketigabelas aktivis itu disembunyikan?' . Pemerintah harus sigap, bila perlu bentuk tim khusus untuk menyelidikinya. Karena ketigabelas oran itu adalah manusia, bukan hewan yang bisa diculik, disiksa, dianiaya, dibunuh lalu jasadya dibuang entah kemana sesuka hati, cerdaslah mereka bukan binatang. Mereka mempunyai hak untuk dihidupkan. Jika memang mereka telah meninggal, pihak yang bertanggung jawab wajib memberikan informasi dimanakah mereka dikuburkan. Greget, karena pihak yang dianggap jadi sandaran nyatanya tak becus untuk menangani masalah ini. 
Jadi sekarang bagaimana ? apakah kita akan bersama-sama meniadakan sejarah kelam ini? Sedang mereka telah menyuarakan aspirasi rakyat? Apakah karena mereka terlalu bahaya untuk pemerintah sehingga mereka ditiadakan paksa. Picik. Licik. 

Sajak Kepulangan

Enambelas tahun sudah tiada kabar
Anakmu menunggu kau pulang
Istrimu meringis menahan rindu
Sedang negerimu sendiri seakan ingin meniadakanmu

 Sekejam inikah negeriku, Tuhan?
Untuk seorang bapak yang belum pulang ke rumahnya
Karena ditiadakan paksa penguasa?
Sudikah Engkau menjaganya, Tuhan?
Untuk kedamaian mereka dimanapun berada sekarang

Harus seperti inikah yang mereka terima?
Tiada kejelasan untuk hak hidupnya?
Apakah mereka terlalu bahaya untuk penguasa?
Sehingga mereka ditiadakan?

Lambat laun aku mulai mengerti, Tuhan
Apakah ini semacam permainan kotor dinegeriku
Yang pemainnya adalah penguasa-penguasa dengan kolor mahalnya?
Yang pura-pura lupa punya sejarah yang belum usai
Karena terlalu sibuk membentengi rumah-rumah mewahnya

Ketigabelas itu adalah rakyat Indonesia yang berani
Yang mempunyai semangat juang untuk keadilan tiada henti
Mereka seharusnya dipuji karena berani
Bukan dipaksa mati
ditangan yang tak pernah mengakui

Enambelastahun untuk kepulangan yang mengambang
Tiada keterlambatan untuk kembali mengungkap semuanya
Anak istrinya selalu menunggu mereka pulang
dengan wujud utuh atau sebatas tembok nisan

Komentar

Postingan Populer