Mungkin Aku harus Membunuh

Siang ini terasa begitu berbeda, biasanya habis kuliah aku langsung menyalakan televisi dan pada akhirnya aku tertidur pulas di ditonton televisi. Hari ini kuliah libur dan kabel antena tak berfungsi karena dimakan tikus. Yang bisa aku lakukan sekarang ya hanya menunggu sebuah kegalauan yang benar-benar menyeruak dalam pikiran ini. Aku seperti ingin keluar dari diriku sendiri, merasa ada yang berbeda. Aku justru marah pada raga ini yang belum bisa berubah dari yang sebelumnya. Siang ini, pikiranku benar-benar kacau untuk hidup entah apa yang terjadi otak ku pun tidak dapat memberikan jawabannya. Aku seperti melayang tapi tak terbang, ragaku masih bisa menyuapkan nasi yang kubeli di warteg dekat kosan. Benar-benar menguras pikiran, bahkan nasi yang kubei pun menjadi sia-sia karena nafsu makin tidak normal selama beberapa hari ini. Aku seperti dihantui oleh sebuah ilusi yang memaksaku harus membunuh. Ya, membunuh sifat burukku ini. Yang mungkin terlalu peka namun juga keras dalam hidup.

Tuhan, kenapa aku pusing sekali untuk menyadarinya ? Padahal aku sangat santai sekali untuk hidup, teapi kenapa akhir-akhir ini aku selalu menganggap bahwa diriku adalah yang mutlak bersalah atas semuanya. Aku ingin pulang lalu mendekap tubuh Mamah erat, karena disanalah aku merasakan kedamaian yang sebenarnya. Aku ingin pulang Tuhan, merecharge semangat dan kembali ke kota ini untuk sedikit berdamai dengan tuntutan. Tuhan, kenapa hati ini selalu gelisah untuk berucap? Aku seperti ingin bebas, tidakterikat oleh apapun. Yang boleh mengikatku adalah kwajiban beribadah dan rasa cinta terhadap orang-orang yang ku sayang. Itu Tuhan, mengapa aku kembali gelisah ? Apakah ada makhluk tak kasat mata yang kembali membarengiku dalam keseharian ?

Komentar

Postingan Populer