Dear pak dek (ku), Jokowi !

Dear Pak Dek (ku), selamat pagi? Sedang apa? Ah, pasti pak dek sedang tertidur lelap pada kasur empuk disebuah rumah yang bukan berdinding kardus, kan? Tidur yang lelap ya, esok hari akan jadi hari yang semakin berat bagimu,pak dek.
Maaf ya pak dek, tetapi aku tidak akan bilang 'ah mengapa tidak om x saja yang memimpin, mungkin tidak akan seperti ini', aku  masih menyematkan kata 'mungkin' sama halnya dengan pemilih yang dulu ragu untuk memilih pak dek atau om x 'ah mungkin pak dek bisa membawa negeri ini jadi maju, pak dek kan merakyat, tahu isi hati rakyat, mungkin akan berpihak pada rakyat', 'mungkin yah pak dek', kubilangkan 'mungkin'.
Tapi pak dek, aku harus gimana? Banyak kawan-kawan berteriak 'gagal!', pak dek gagal menyejahterakan rakyat, pak dek gagal dalam seratus hari kepemimpinan pak dek, benar begitu pak dek?
BBM naik lagi pak dek, rakyat kecil semakin menjerit, mungkin bagi pak dek dan kawan-kawan tiada masalah, tapi bagiku dan mereka naiknya BBM bisa membuat ubun-ubun kesakitan. Harga sayuran dipasar melonjak naik, dengar pak dek, harga bawang juga ikut naik berlipat-lipat padahal itu jadi bahan penelitianku loh . Jauh dari sekadar tentang naiknya harga bawang merah, jutaan masyarakat yang telah memilih pak dek mungkin merasa kecewa, aku sih dulu ndak memilih pak dek hehe.
Ah, maaf yah pak dek bisaku sebagai rakyatmu hanya menggerutu, aku tak mau dulu ikut aksi teriak-teriak panas-panasan, tenang bukan karena aku takut hitam tapi aku takut ada yang lebih besar mem'back'ingi sebuah pergerakan. Dikatakan kecewa terhadap kebijakan pak dek, jelas aku kecewa juga sama dengan yang lainnya. Tapi pak dek, tolonglah jangan biarkan negeri ini semakin rapuh hanya karena kebijakan pak dek yang ndak tedeng aling-aling, pak dek harus tegas dong, berpikir secara universal, ah tuh kan aku kembali menggurui pak dek, sedang aku masih seorang mahasiswa yang berusaha menyelesaikan proposal penelitian diwaktu sepagi ini.
Aku ingin berpesan padamu agar pandai-pandai mengingat, mengingat apa yang telah dijanjikan olehmu pada kami-kami ini. Janji-janji manis yang diiringi senyum khas pak dek, yang membuat jutaan dari kami merunduk mengikuti jalan pak dek dan menjelek-jelekkan om x karena dirasa pak dek lah yang pantas untuk sebuah tahta tertinggi di tanah Ibu pertiwi ini. Pak dek harus ingat, jangan belajar untuk sering lupa yah.
Okelah pak dek, kan pak dek yang memimpin sekarang yah, mau gimana jadinya ? Hati-hati dicolek sana-sini, geli loh pak dek. Orang-orang zaman sekarang bisa saja berjabat tangan dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang pisau, hati-hati loh pak dek.
Baiklah, sudah mau pagi. Matahari akan muncul sekitar 4 jam lagi di sebelah timur. Pak dek jangan kesiangan yah, meski letih yang pak dek rasakan tapi itu konsekuensi pak dek juga kan? Hayoloh kenapa mau jadi presiden, hihihi.
Jangan lupa sarapan nanti pak dek, makan yang banyak, biar sehat. Masalah negeri ini bukan hal yang kecil, tanpa kesehatan yang fit pak dek akan kesakitan. Apalagi kami!

Komentar

Postingan Populer