Perihal Mencintai

Tuhan,
Engkau jauh lebih mengerti tentang cinta
Kau anugerahkan hal indah itu pada umatmu untuk saling berkasihsayang
Saling menjaga, saling menguatkan
Adakah cinta yang salah paham?
Sepertinya gagalnya perahu kayu yang berlabuh di dermaga karena terkena deburan ombak?
Sehingga yang pantas berlabuh hanya kapal-kapal besar yang terbuat dari baja

Mencintai adalah bahasa sederhana yang menjadi penglipur lara
Tapi bukan pula perkara mudah
Rasa cinta sendiri datang tanpa kita undang
Lalu bisa saja pergi sendiri tanpa pamit
Tiada kata terakhir atau kalimat 'selamat jalan'
Tapi adakah cinta yang salah jalan?
Seperti tersesatnya seorang pendaki sampai ditemukan meninggal?

Seorang kawan berkata dengan lirih,
Katanya mencintai itu sederhana
Cukup menyebutkan namanya dalam setiap doa
Tapi doa saja tidak cukup , Tuhan ingin tahu usaha kita dalam berjuang
Seorang pangeran tidak datang langsung dari langit menemui sang Puteri
Ia harus melewati hutan belantara menggunakan kuda hingga sampai di istana
Adakah yang lebih sederhana dari sekadar cinta?
Sayangnya cinta tak pernah ada yang sekadarnya
Ia tumbuh dengan suci dalam hati manusia

Kata seorang kawan juga,
Pandai-pandailah mencintai agar tidak salah orang
Lantas, apakah ada cinta yang salah?
Seperti seorang pangeran yang mencintai anak pengasuhnya?
Cinta tidak pernah salah untuk mencintai
Ia mungkin sedang salah dalam menyikapi
Menyikapi cinta jelas tak sesederhana dan sulit berpura-pura

Perihal cinta,
Bisakah aku hanya mencintai satu orang saja dan dia pun punya rasa yang sama?
Agar tiada kesalahpahaman, kesalahan, dan salah-salah lainnya dalam mencintai
Ah, jangan biarkan aku mengobral perasaan
Cukuplah dengan diam

Perihal mencintai,
Bukankah itu perkara kesabaran?
Kesabaran menunggu yang ditunggu sadar bahwa kita telah menunggu jauh-jauh hari

Jikalau tak sempat cinta ini tersampaikan,
Setidaknya pernah bersama sebagai teman tak masalah, bukan?
Karena perihal mencintai bukan hanya sekadar kamu bilang "Gapapa"

Bogor, 12 Oktober 2014 .
12.38